Senin, 18 Februari 2013

KISAH SITI KHADIJAH




Siti Khadijah binti Khuwailid adalah nama yang sudah tidak asing lagi bagi umat muslim. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena itulah banyak pria-pria dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.
Setelah bercerai dengan suami pertama, banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan Beliau untuk dijadikan seorang istri, Namun, beliau lebih mengutamakan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, serta sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian dari hasil usaha yang dikelolanya, beliau menjadi seorang yang kaya.



Kepandaian dan kejelian dalam berdagang, kemudian Beliau menawarkan Muhammad (ketika itu belum diangkat menjadi seorang nabi) untuk menjual barang dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang dimiliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin berlimpah.


Wanita yang lebih dikenal dengan julukan Ath-Thohirah ini, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasannya serta kaya raya, tidaklah mengherankan jika semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri.


Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh Khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang tepercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlaq yang mulia, pria tersebut adalah Muhammad.


Dan Allah menakdirkan mereka untuk menikah, kendati saat itu usia Khadijah terlampau jauh yakni 40 tahun. Tetapi kecantikannya tetap memancarkan pesona kepada Muhammad yang saat itu berusia 25 tahun.


Khadijah yang memiliki wajah cantik diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (Khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain”.


Khadijah yang besar di lingkungan keluarga mulia adalah sosok wanita pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah.


Salah satu hikmah dan intisari yang dapat dipetik dari kisah hidup Khadijah, adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya tidaklah menjadikan dirinya semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, Beliau lakukan sampai ajal menjemputnya.


Dengan demikian, atas apa yang dilakukan oleh Khadijah sangatlah berkaitan erat dengan makna zakat. Zakat hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta yang telah memenuhi syarat dan perhitungan yang telah ditetapkan. Artinya, jika seseorang ingin berzakat, maka orang itu harus berusaha. Dan dari apa yang Allah berikan atas hasil usahanya itulah yang wajib dikeluarkan sebagian hartanya untuk zakat. Dan bagi seorang istri yang tidak bekerja, maka dia dapat berzakat apabila dia mendapatkan nafkah yang khusus diberikan oleh suaminya.


Maka sebagai makhluk Allah Subhanahu Wata'ala yang memiliki hawa nafsu dan otak, bekerja merupakan ibadah yang sangat memiliki nilai pahala di sisi Allah SWT. Islam tidak menghalangi kaum wanita untuk produktif dalam mencari karunia Allah di dunia ini dengan bekerja, bahkan Islam menganjurkan agar kaum wanita tidak kalah produktifnya dengan kaum pria.


Allah SWT pun memberikan pilihan bagi kaum wanita dalam menentukan pilihannya dalam bekerja apakah dia mau memilih sebagai pekerja, wanita karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga. Semua itu sama baiknya, selama mampu menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang Allah SWT tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala.


Dalam kisah Siti Khadijah, Allah telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita. Khadijah, adalah wanita yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, Istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah.


Dan tidaklah mungkin Allah mengutus Khadijah sebagai tauladan nasuha jika tidak layak untuk diteladani, karena pada dasarnya, kaum wanita adalah kaum yang mampu melakukan semua itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.


Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.


Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar. ^_^